Wednesday, December 5, 2018

profil bloger

hallo guys........



saya Yustisian Izza Priyambodo Mahasiswa IAIN Pekalongan jurusan Pendidikan Agama Islam, saya masih semester 3 saat ini,



saya lahir pada 10 November 1999 di Kota Pekalongan, saya anak adalah anak tunggal dari pasangan ibu Ambarwati dan Bapak Bambang Priyambodo. alamat tempat tinggal saya di Daerah Kandang Panjang Gg 7A no 6 Kampung Sawah, Kalau temen-temen mau datang kerumah bisa mengikuti alamat itu.

keseharian saya setiap sore mengajar di TPQ Nurul Huda dekat rumah saya, disana saya menjadi guru dari anak-anak yang akan di sidang tahsis dan diwisuda,terkadang saya juga Les di Rumah Saya, andaikan teman-teman ada yang mempunyai adik atau keponakan yang bersekolah di sekolah dasar bisa bergabung di les saya dirumah :v


hobi saya bermain musik, genre musik saya adalah musik keroncong, musik yang kental sekali dengan alnunan yang mendayu-dayu.

saya juga tergabung di sebuah kumpulan Musik keroncong di Pekalongan Yaitu Kr.Ngudi Kawruh, yang terdiri dari alumni-alumni SMA saya dulu yang berkecimpung di dunia keroncog.

Monday, September 25, 2017

Mengapa kita bermain musik keroncong?

1. Karena keroncong adalah musik khas atau asli Indonesia yang harus di lestarikan. Masih banyak masyarakat muda yang menganggap keroncong adalah musik tua, padahal jika musik keroncong di mainkan dengan nada yang agak keras bisa melebihi adiknya bermain rock, dan jika di mainkan dengan nada 7 atau nada nada jazz bahkan bisa lebih asik dan variatif jika di mainkan dengan nada nada keroncong.

2. Karena dengan bermain musik keroncong itu artinya kita mewuri Wuri budaya bangsa kita sendiri.

3. Karena secara psikis lagu atau nada pelan dalam musik keroncong dapat meningkatkan kecerdasan seseorang.

Sunday, September 24, 2017

tokoh-tokoh keroncong

Tokoh Keroncong Indonesia

1. Tokoh Keroncong Indonesia- Ismail Marzuki, Musisi Romantis



Nama asli dari tokoh keroncong ini adalah Ismail. Marzuki adalah nama orang tuanya. Lahir di Kwitang, Jakarta Pusat, pada 11 Maret 1914, dan sering dipanggil dengan nama: Mail, Maing atau bang Maing.

Ketertarikan tokoh keroncong ini terhadap musik sudah terlihat sejak masa kanak-kanak, terbukti dengan koleksi piringan hitamnya yang sangat banyak, rata-rata berupa lagu Prancis dan Italia yang berirama rumba, samba, dan tango.

Pada 1931, Bang Maing membuat komposisi lagu untuk pertama kalinya dengan judul O Sarinah, menandai awal keterlibatannya secara serius pada dunia musik. Menyusul, tahun 1936 menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java, dengan spesialisasi gitar, saxophone, dan harmonium pompa.

Ciri khas karya dari tokoh keroncong ini adalah kedekatan dengan alam dan lingkungan, serta kehidupan masyarakat bawah yang diformulasikan dalam sentuhan musik romantis penuh cinta. Bahkan, dalam lagu-lagu bertema perjuangan sekalipun, warna romantis itu tetap kental.

Beberapa karya dari tokoh keroncong ini yang terkenal, misalnya: Keroncong Serenata (1935), Roselani (1936), Keroncong Hikayat 1001 Malam (1937), Terang Bulan (1938), Als de Ovehedeen, Alst Meis is in de tropen, Bandaneira, Rindu Malam (1939), Rayuan Pulau Kelapa (1944), dan masih banyak lagi hingga mencapai lebih dari 200 lagu.

2. Tokoh Keroncong Indonesia - Gesang Martohartono, Mengalir Sampai Jauh


Siapa yang takkenal dengan tokoh keroncong yang satu ini. Gesang Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917, dikenal luas hingga mancanegara karena lagunya yang fenomenal berjudul Bengawan Solo. Lagu ini bahkan telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, di antaranya bahasa Inggris, Tionghoa, dan Jepang. Namanya, seperti bunyi syairnya, mengalir begitu jauh hingga ke seluruh dunia.

Lagu Bengawan Solo sangat fenomenal dan dikagumi seluruh dunia, terutama Jepang. Itu sebabnya, Gesang nyaris hanya dikenal sebagai pencipta lagu Bengawan Solo, padahal banyak lagu ciptaannya yang lain yang tak kalah indah. Tokoh keroncong ini benar-benar identik dengan lagu Bengawan Solo.

Padahal ada beberapa lagu ciptaan Gesang yang juga cukup terkenal: Jembatan Merah, Pamitan, Caping Gunung, Ali-ali, Andheng-andheng, Seto Ohashi, Pandanwangi, Impenku, Kalung Mutiara, Borobudur, Tirtonadi, dan lain sebagainya.

3. Tokoh Keroncong Indonesia - Anjar Any, si Jangkrik Genggong


Tokoh keroncong ini lahir di Jawa Timur pada 1936 dan telah menciptakan 1.050 lagu, jumlah yang fantastis sehingga namanya tercatat dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia. Anjar Any dikenal sebagai tokoh  keroncong yang memopulerkan langgam Jawa dan membuka pintu kreativitas lahirnya langgam dari etnik lain di Nusantara, karena mampu menggabungkan titilaras slendro dan pelog dengan musik diatonik dalam keroncong.

Salah satu lagu dari tokoh keroncong  yang populer adalah Yen Ing Tawang Ono Lintang, adalah sumbangan tak ternilai bagi khazanah musik tanah air. Dia juga yang menulis lagu Jangkrik Genggong, lagu yang fenomenal karena mengkritik politikus di awal Orde Baru.  Tokoh keroncong ini mungkin tidak begitu dikenal, tapi lagu-lagu keroncong yang diciptakannya tidak usah diragukan.

4. Tokoh Keroncong Indonesia - Waldjinah, si Walang Kekek


Tokoh keroncong yang satu ini lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1945. Waldjinah adalah tokoh keroncong wanita yang nyaris tidak ada duanya. Melambung namanya saat memopulerkan lagu Walang Kekek, menyusul suksesnya menjuarai Bintang Radio Indonesia tahun 1965.

Waldjinah, selaku tokoh keroncong, memimpin Orkes Keroncong Bintang Surakarta dan terus memperjuangkan eksisitensi musik klasik ini di tengah serbuan budaya industri. Tahun 2002, Waldjinah menerima anugrah seni dari yayasan musik Hanjaringrat di Solo.

Lagu-lagu karya tokoh keroncong yang terkenal ini di antaranya adalah: Ande-ande lumut, Rudjak Ulek, Suwe Ora Jamu, Warung Pojok, Gethuk Lindri, Othok-othok Unine Tekek, Tukang Pijet dan Tetanen.

5. Tokoh Keroncong Indonesia - Sundari Untinasih Soekotjo, Si Dewi Keroncong dari Istana


Satu lagi tokoh keroncong Indonesia wanita yang memiliki bakat luar biasa di dunia musik keroncong. Wanita ayu ini lahir di Jakarta, 14 April 1965, tertarik dengan musik keroncong sejak masih kecil. Sundari Soekotjo terpilih sebagai finalis pada Festival Keroncong Remaja 1978, dan runner up pada ajang Juara Bintang Radio dan TV kategori Keroncong Dewasa Wanita 1979.

Sundari Soekotjo terkenal dengan suaranya yang bening dan mampu menyanyikan keroncong dengan berbagai genre. Suara yang terlantun dari tokoh keroncong wanita satu ini banyak diminati khalayak, dan telah menjadi penyanyi istana sejak zaman Presiden Soeharto, Habibie, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

Tahun 2002, setelah lama tidak mengeluarkan album, Sundari Soekotjo kembali menyapa penggemar dengan merilis album keroncong asli berjudul Ingkar Janji dengan garapan musik Orkes Keroncong Puspa Kirana pimpinan Acep Djamaludin, di bawah label PT Gema Nada Pertiwi. Tokoh keroncong wanita inipun menerima Keroncong Award 2002 dari Yayasan Bina Suci dan Radio Republik Indonesia dan meraih penghargaan khusus di ajang AMI-Sharp Award 6.

Bagaimanapun keadaannya, musik keroncong dan tokoh keroncong adalah salah satu kekayaan budaya musik Indonesia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Musik keroncong sekaligus tokoh keroncong Indonesia itu sendiri telah memberikan sumbangsih kepada negara Indonesia ini, sebut saja Gesang.

pengertian

hallo semua pecinta musik keroncong!!!

saya diblog ini akan mengupas semua tenatang musik keroncong dan semua hal yang berkaitan dengan musik keroncong. pertama kita harus mengetahui apa itu musik keroncong terlebih dahulu.









1. PENGERTIAN KERONCONG
    Keroncong adalah jenis genre musik asli indonesia yang menggunakan alat musik khusus yaitu ukulele cak, ukulele cuk, dan bass cello. Musik Keroncong masuk ke Indonesia sekitar tahun 1512, yaitu pada waktu Ekspedisi Portugis pimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka dan Maluku tahun 1512. Tentu saja para pelaut Portugis membawa lagu jenis Fado, yaitu lagu rakyat Portugis bernada Arab (tangga nada minor, karena orang Moor Arab pernah menjajah Portugis/Spanyol tahun 711 - 1492. Lagu jenis Fado masih ada di Amerika Latin (bekas jajahan Spanyol), seperti yang dinyanyikan Trio Los Panchos atau Los Paraguayos, atau juga lagu di Sumatera Barat (budaya Arab) seperti Ayam Den Lapeh.

Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa (India) di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC), mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang pada tangga nada mayor.

Selanjutnya pada tahun 1880 Musik Keroncong lahir, dan awal ini Musik Keroncong juga dipengaruhi lagu Hawai yang dalam tangga nada mayor, yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan Musik Keroncong (lihat Musik Suku Ambon atau The Hawaian Seniors pimpinan Jenderal Polisi Hugeng).